123rf.com

Kanker payudara adalah kanker yang paling umum pada wanita dan penyebab kematian paling umum kedua karena kanker pada wanita. Di Amerika Serikat, satu dari sembilan perempuan akan didiagnosis dengan kanker payudara invasif selama masa hidupnya.

Berkembangnya kanker payudara terkait dengan meningkatnya kadar estrogen – hormon seks perempuan – dalam tubuh. Keadaan ini dapat dilihat antara lain pada penggunaan terapi “pengganti” hormon menopause dalam waktu lama dan siklus menstruasi yang terganggu, misalkan menstruasi pada usia terlalu muda atau menopause pada usia terlalu tua. Pilihan makanan dan akumulasi lemak tubuh juga dapat mempengaruhi jumlah estrogen dalam aliran darah seorang wanita.

Gejala Kanker Payudara

Gejala kanker payudara antara lain benjolan pada payudara; penebalan, lekukan, atau kemerahan pada kulit payudara; atau keluarnya darah dari puting susu. Payudara yang sakit atau nyeri biasanya tidak berhubungan dengan kanker. Dalam banyak kasus, satu-satunya tanda penyakit ini adalah hasil  mammogram yang abnormal.

Kanker payudara dapat terjadi pada pria, meskipun relatif jarang. Untuk pria, prevalensinya adalah sekitar 1 persen daripada wanita.

Angka harapan hidup selama 5 tahun adalah sebesar 85% pada penderita kanker payudara. Diagnosis dini dan pengobatan ini penting karena kanker payudara dapat menjadi invasif dan menyebar ke seluruh tubuh.

Faktor Risiko

  • Umur: Insiden meningkat dengan usia.
  • Riwayat keluarga: Memiliki saudara kandung dengan kanker payudara meningkatkan risiko.
  • Genetika: Para peneliti telah menemukan dua gen, bernama BRCA1 dan BRCA2, yang berhubungan dengan kanker payudara. Mutasi gen ini secara signifikan meningkatkan risiko kanker.
  • Meningkatnya estrogen: Ini termasuk penggunaan jangka panjang dari terapi “pengganti” hormon menopause, siklus haid terganggu (termasuk menstruasi pada usia terlalu muda, menopause pada usia terlalu tua, usia yang lebih tua saat melahirkan anak pertama, dan nulliparity (tidak punya anak). Dalam uji klinis dengan 7.705 wanita, mereka yang memiliki tingkat estrogen darah tertinggi memiliki risiko kanker payudara invasif dua kali lipat. Penelitian Women’s Health Initiative menunjukkan risiko lebih tinggi terkena kanker payudara di kalangan wanita yang menggunakan terapi hormon “pengganti” estrogen dan progesteron selama kurang lebih lima tahun, dibandingkan dengan mereka yang menggunakan plasebo.
  • Paparan radiasi
  • Waktu menyusui yang lebih singkat: Beberapa studi menunjukkan manfaat perlindungan dari menyusui. Sebuah studi multinasional pada hampir 150.000 wanita menunjukkan penurunan risiko 4,3 persen untuk setiap tahun menyusui dan 7 persen untuk setiap kehamilan.
  • Obesitas
  • Riwayat kanker ovarium
  • Peningkatan glukosa darah: Nurses’ Health Study menemukan bahwa wanita pasca menpause dengan diabetes memiliki risiko yang sedikit lebih besar terkena kanker payudara. Penelitian lain menemukan risiko lebih besar terkena kanker payudara pada wanita nondiabetes dengan kadar gula darah puasa yang lebih tinggi.
  • Ras:Kasus, agresivitas, dan kematian akibat kanker payudara lebih tinggi pada wanita Afrika-Amerika, dibandingkan dengan wanita kulit putih.
  • Lainnya: Paparan sinar matahari dalam jumlah moderat dan aktivitas fisik berhubungan dengan penurunan risiko. Bertentangan dengan kepercayaan umum, sebagian besar studi tidak menunjukkan peningkatan risiko atas implan payudara silikon, medan elektromagnetik, selimut listrik, pewarna rambut, atau organoklorin.

 Diagnosa

  • Semua perempuan harus melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan seksama pada payudara. Mammogram pada semua wanita di atas 50 tahun adalah alat skrining yang efektif yang jelas menurunkan angka kematian akibat kanker payudara. Pada wanita dengan peningkatan risiko, pemeriksaan dapat dimulai lebih awal.
  • Semua benjolan payudara yang ditemukan pada pemeriksaan harus dievaluasi dengan mamografi atau USG. Dalam beberapa kasus, MRI scan juga dapat digunakan.
  • Jika ada kecurigaan untuk kanker, biopsi diperlukan untuk diagnosis definitif.

 Pengobatan

  • Pembedahan untuk mengangkat kanker payudara adalah terapi yang lebih disukai. Pilihan bedah termasuk lumpektomi plus terapi radiasi, atau mastektomi. Pilihan terapi bedah kerap menghadirkan kesulitan bagi dokter dan pasien. Lumpektomi diikuti dengan radiasi dapat dipertimbangkan dalam kasus tumor yang lebih kecil dan/atau pada wanita dengan payudara lebih besar di mana hasil kosmetik yang baik dimungkinkan. Mastektomi hampir menghilangkan risiko kekambuhan lokal, tetapi dapat mengakibatkan hasil kosmetik yang lebih buruk.
  • Kemoterapi diindikasikan untuk sebagian besar pasien selain operasi.
  • Kanker payudara juga dievaluasi berdasarkan apakah mereka mengandung reseptor estrogen atau hormon progesteron. Perempuan dengan hormon-positif kanker diobati dengan obat jangka panjang (misalnya tamoxifen) selain operasi dan /atau kemoterapi. Selanjutnya, wanita dengan risiko tinggi tanpa kanker payudara, tamoxifen diminum selama lima tahun untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara sebesar 50 persen atau lebih.

Pola Makan untuk Mencegah dan Melawan Kanker Payudara

123rf.com

Pola makan nabati: Para peneliti telah lama mencatat insiden rendahnya kanker payudara di negara-negara di mana pola makan tradisional didasarkan pada makanan nabati. Sebaliknya, peningkatan yang mencolok dalam kejadian kanker payudara telah dicatat dalam penduduk yang meninggalkan pola makan tradisional (misalnya, beras, sayuran, dan makanan kedelai) dan mengadopsi jenis diet Barat yang tinggi daging, produk susu, dan lemak.

Sebagian dari risiko ini berhubungan dengan kerja makanan berserat. Makanan berlemak meningkatkan kadar estrogen darah atau meningkatkan produksi estrogen dari sel-sel lemak. Makanan tinggi serat membantu membuang kelebihan estrogen dari tubuh sama seperti serat membuang kolesterol.

123rf.com

Memeliharaan berat badan yang sehat: Penelitian besar, termasuk Women’s Health Initiative, menunjukkan bahwa risiko kanker payudara meningkat secara signifikan dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Berat badan yang lebih rendah juga memperbaiki prognosis pada pasien dengan kanker payudara. Pasien kanker payudara dengan kelebihan berat badan terbukti memiliki angka harapan hidup yang lebih pendek dan kankernya lebih berisiko kambuh setelah pengobatan. Pola makan berbasis tanaman yang rendah lemak yang mengurangi asupan lemak dan memperbanyak serat juga akan membantu mengurangi berat badan.

shutterstock.com

Mengurangi asupan lemak jenuh dan daging: Asupan tinggi lemak jenuh dan daging menjadi penyebab bahwa kanker payudara lebih sering terjadi di daerah di mana penduduknya lebih banyak mengikuti pola makan Barat.

Dalam Nurses ‘Health Study II, wanita premenopause yang mengkonsumsi lemak paling banyak memiliki risiko yang meningkat untuk kanker payudara. Risiko ini disebabkan terutama untuk asupan daging merah dan produk susu tinggi lemak.

Pola makan yang lebih rendah lemak juga dapat meningkatkan angka harapan hidup pada pasien yang didiagnosis dengan kanker payudara. Sebuah penelitian di Jepang menunjukkan tingkat kematian meningkat ketika makanan tinggi lemak (khususnya mentega dan margarin, keju, ham, sosis, dan produk susu) dikonsumsi. Penelitian lain menunjukkan bahwa pasien yang memakan lemak paling sedikit ketika mereka didiagnosis memiliki prognosis yang lebih baik. Selanjutnya, hasil dari uji coba klinis besar secara acak, Women’s Intervention Nutrition Study, menunjukkan bahwa perempuan pasca menopause yang menjalankan pola makan rendah lemak lebih sedikit kemungkinannya mengalami kekambuhan kanker payudara, dibandingkan dengan mereka yang mengikuti pola makan standar.

123rf.com

Meningkatkan asupan serat: Sebuah penelitian besar terhadap wanita pasca menopause menemukan bahwa wanita yang makan banyak serat memiliki risiko terendah. Dan resiko bahkan lebih rendah di antara wanita yang mengkonsumsi lemak paling sedikit. Pola makan tinggi serat, rendah lemak juga mengurangi serum estrogen, yang diketahui terkait dengan risiko kanker payudara.

Dengan tambahan olah raga, pola makan ini diketahui membantu menjaga kadar gula darah dalam batas normal dan menurunkan risiko diabetes yang dimulai pada usia dewasa, yang keduanya telah terkait dengan meningkatnya risiko kanker payudara.

Buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan (termasuk produk kedelai) pada umumnya menjadi sumber serat yang baik. Studi menunjukkan bahwa wanita yang makan lebih banyak buah dan sayuran memiliki angka harapan hidup jangka panjang yang lebih besar dari kanker payudara. Hal ini disebabkan kombinasi karotenoid, folat, dan fitokimia yang terkandung dalam makanan tersebut.

Apabila konsumsi makanan ini dimulai sebelum atau selama masa remaja, efek pada kesehatan sangat menonjol.

Menghilangkan konsumsi alkohol: Konsumsi alkohol berhubungan dengan peningkatan kanker payudara. Orang yang minum dua (sekitar 30 g alkohol) atau lebih per hari memiliki peningkatan risiko 40 persen dibandingkan dengan bukan peminum. Bahkan satu minuman alkohol harian meningkatkan risiko seseorang hingga 10 persen.

Meningkatkan asupan asam folat: Makan makanan tinggi folat dapat membantu menurunkan risiko untuk kanker payudara, terutama pada wanita yang mengkonsumsi alkohol. Makanan yang mengandung asam folat (sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan jeruk) lebih baik daripada suplemen folat, karena serat mereka, beta-karoten, vitamin C, dan kandungan fitokimia, yang semuanya memiliki peran penting dalam penurunan risiko kanker payudara dan kanker pada umumnya.

Untuk informasi lebih lengkap, silakan kunjungi link Physicians Committee for Responsible Medicine (PCRM) berikut ini :

http://www.nutritionmd.org/consumers/oncology/breast_cancer.html

Physicians Committee for Responsible Medicine (PCRM) adalah organisasi nirlaba yang berbasis di Washington, DC., AS dan beranggotakan lebih dari 6.000 dokter yang tertarik dalam peran nutrisi pada kesehatan. Hubungi PCRM pada alamat berikut : Physicians Committee for Responsible Medicine, 5100 Wisconsin Ave., N.W., Ste.400, Washington DC, 20016, Phone: 202-686-2210     Email: pcrm@pcrm.org